Minggu, 20 Desember 2015

Experiencing KKN

Basi banget aja sih sebenernya kalau saya baru nulis tentang KKN sekarang. But, here we go!

KKN. Identik dengan berbagai kepanjangan, dari  Kuliah Kerja Ndolan, Kisah Kasih Nyata, Kuliah Kok Nikung, sampe berbagai kepanjangan absurd lain. Kalau saya, bakal menamai KKN ini dengan Kuliah Kerja Nyenengin.

Koripan I

Tipikal rumah di Koripan I
Posko tampak samping
 
Ruang tamu Posko

Ruang tengah Posko



Pos Kamling RT 5&6 - A favorite place to go


Sebenernya dari sebelum berangkat KKN saya udah niat mau nulis tentang KKN-an dengan maksud berbagi cerita aja siapa tau ada yang butuh informasi khususnya untuk adik-adik angkatan. Tapi entah kenapa baru 'sempet' nulisin sekarang, yang mana nggak tau masih berguna atau nggak. Yaudah gapapa, saya mau nostalgia aja wkwk. Ada banyak isu kurang mengenakan dari sebelum pemberangkatan. Dipalak wargalah, nggak ada airlah, dan serentetan isu menakutkan lainnya yang saya lupa apa aja saking uda lamanya. Di saat temen-temen saya pada males untuk berangkat KKN, saya waktu itu merasa excited karena saat itu adalah sat-saat berkabung buat saya. Saya merasa harus punya kegiatan biar pikiran saya nggak kosong. Dan KKN ini sukses mengembalikan senyum saya. Eaak.


Pada dasarnya, saya emang suka kegiatan sosial. Sebelumnya, saya juga pernah tergabung dalam program FBS Mengajar-nya BEM FBS 2013. Dengan waktu yang sama, sekitar sebulanan, saya dan teman-teman 'mengabdi di masyarakat' untuk mengajar anak-anak di Pleret, Bantul. Capek sih, tapi nagih. Ada secercah kebahagiaan tersendiri ketika bisa membantu, berbagi ilmu, dan melihat anak-anak tersenyum. Karena pengalaman inilah, saya jadi gabung di CAC (Coin A Chance) Jogja yang concern untuk membantu anak-anak kurang mampu untuk tetap bisa bersekolah. It's precious moment bangetlah ketika melihat orang tua dan anak tersenyum begitu kita dateng menginformasikan mau memberi beasiswa sekolah :')

FBS Mengajar BEM FBS 2013 Kabinet SEDULUR

Setiap orang punya sudut pandang dan pengalaman yang berbeda. Kalau menurut saya pribadi, KKN ini merupakan miniatur kita dalam berinteraksi dengan masyarakat. Tinggal langsung di tengah-tengah warga memberi pengalaman yang cukup untuk melihat secara langsung bagaimana hidup dan terjun langsung di masyarakat (Yaelah kebanyakan ngomong langsung). Kami merasakan langsung bagaimana warga menanggapi kehadiran kami baik mengenakkan maupun kurang mengenakkan. Contohnya, di hari kedua kami tinggal, kami mendapat kritikan dari seorang warga tentang sifat kami yang tidak se-srawung dari kelompok sebelumnya (karena ada 2 shift). Baru dua hari cyin, ibaratnya masih jet lag, baru bebenah, udah nge-judge gitu, ngalah-ngalahin psikolog. Hebat syekaleee. Tapi overall, warganya super ramah dan baik. Saya juga nggak ngerti, ini kami orang asing tapi diperlakukan seolah-olah seperti  saudara mereka yang baru dateng dari jauh. Jadi untuk adik-adik UNY yang mau KKN, saya menganjurkan banget untuk ikut KKN shift khusus daripada mandiri. Merasakan tinggal di tengah-tengah masyarakat desa-nya itu loh, precious banget.

Ngapain aja selama KKN? Banyak! Banyak tidur maksudnya. Haha. Well, KKN ini mengharuskan setiap kelompok untuk mempunyai proker kelompok dan individu. Terserah mau apa aja, yang penting bermanfaat dan melibatkan warga dalam menjalankan proker itu karena kalau cuma ngerjain sendiri, apa gunanya dong tinggal di situ? Numpang tidur doang? Intinya, libatkanlah warga baik untuk proker kelompok maupun individu dan karena warga lebih suka yang praktis, pilihlah proker yang aplikatif, nggak melulu teori.

Hal yang paling favorit buat saya adalah.....anak-anak! Walaupun mereka emang kadang nyebelin banget, nakal, terlalu jujur (suka bikin nyesek kan kalo terlalu jujur? -_-), dan super nyapein karena banyak maunya, tapi di waktu yang sama mereka juga mood booster dan emang yang paling deket dengan kami. Gimana enggak? Setiap hari dateng ke posko entah buat ngerecokin rumah atau mengeksploitasi batre HP buat nge-game. Fiuh. Tapi nggak dapet dipungkiri sih, betapa membahagiakannya melihat antusias mereka begitu kami dateng, betapa ikut kecewa juga melihat kecewanya mereka ketika mereka tau kami nggak bisa nemenin mereka. Rasa capek udah ilang aja rasanya. Diajak main gobak sodor, diajak jalan-jalan ke sawah, ke gunung lupa namanya, ke beton, dan sejumlah hal membahagiakan lainnya merupakan pengalaman yang paling memorable.


We all had fun


Kids on the kindergarten


Favorite boys

Another cutie

Karnaval 17-an

Awarding the winners of Lomba Mewarnai

Usai senam

Witness that sleeping kid? He's so naughty but super cute at the same time!

PKK rutin
Lomba tarik tambang

Malam tirakatan

Saya merasa beruntung, saya dapet tempat yang serba lebih dari cukup banget. Dari Pak Dukuhnya, warganya, anak-anaknya, sampe rumah yang kami tinggali. Semuanya lebih dari cukup. Dan saya merasa lebih beruntung lagi karena saya punya tim yang loveable :') Kami punya starting point yang sama di mana sebelumnya masing-masing dari kami belum saling mengenal. Jadi, rasa-rasanya adil aja sih. Tinggal sebulan dan serumah bareng kayanya lebih dari cukup untuk mengenal satu sama lain. Kekurangan dan kelebihan bukan lagi hal yang bisa untuk ditup-tutupi. Semuanya kebongkar aja gitu, mana yang ngentutan, ngupilan, ngorokan, sampe tau mana yang ibu-able (si ibu Zaen) dan bapak-able (si Davit) haha. Dibanding kelompok lain, kelompok saya termasuk kelompok yang jarang dolan pas KKN-an. Kami kebanyakan main UNO, ngejedog (?) dan tidur di posko. Tapi paska KKN, di saat kelompok lain udah pada bubar, kami masih dolan bareng walaupun sekarang intensitasnya udah berkurang (yang sudah saya duga dari awal wk). Saya tipikal orang yang nggak mau ngilang gitu aja ketika saya sudah nyaman di suatu tempat, maka dari itu saya berusaha untuk tetep keep in touch sama mereka dengan cara ngomen -ngomen PM di BBM mereka haha maapin. Dari yang deket, pasti ada yang lebih deket, ya kan? Kalau Dina suka curhat-curhatan sama Anip, saya juga punya teman curhat: Arum. Kami berdua bahkan masih sering jalan bareng sampai sekarang. Setiap pergi sama Arum, kayanya adaaaa aja hal kocaknya yang habis itu kami menertawakan kebodohan kami sendiri haha. Orang yang juga agak sering dengerin my pointless drama adalah Irham. Dia juga yang nyemangatin di saat saya down dan butuh temen. Kan terharu wkwk. Orang yang sering saya repotin lainnya adalah Imam alias tukang gojek yang mau aja nganterin wk. Anu, di Jogja udah ada gojek, nggak sekalian daftar aja, Mam? Dan segala kebaikan masing-masing orang di kelompok KKN 1065 yang nggak bisa saya sebutin satu-satu. Each of you guys is so unforgettable kok. Satu hal yang pengen saya bilang: don't forget each other ya, we once had really good time together. (Jangan lupain satu sama lain ya, kita pernah punya waktu indah bareng).

Those names
Menonton perlombaan 17-an

Smiling face during massage


Doing our work


Ibu dan Bapak :'D

Night walk

idk
Morning walk

Our only one dolan

Experiencing KKN buat saya adalah salah satu pengalaman yang paling mengesankan di masa kuliah. Nggak cuma dapet kenangan dan pengalaman, tapi juga pelajaran bagaimana beradaptasi, memanaj konflik, serta dealing with new people and society which is more precious than any other things. Karena catetan ini sudah cukup panjang dan jadi bikin males baca mending saya sudahi saja. Maaf udah bikin sakit mata karena kebanyakan nyampurin bahasa Inggris. Da saya mah emang anaknya sok Inggris, gimana enggak? Tiap hari makanannya bahasa Inggris mulu, gimana nggak terpengaruh ya kan. Semoga catetan yang niatnya berbagi tapi jadi nostalgia ini bisa bermanfaat untuk adik-adik yang butuh sedikit pengetahuan tentang pengalaman KKN, atau kalau nggak bermanfaat ya semoga seenggaknya tulisan ini menghibur (?). Menghibur dan jadi bernostalgia bagi kalian yang sudah pernah KKN ;)

0 komentar:

Posting Komentar